HaRLi_CooL
Menikmati Asrinya Desa Tanjung Burung, di Pinggiran Metropolitan yang Sesak



Foto : Mr. Jeffry Surianto


Pergi ke Tanjung Burung membuat kita lupa bahwa tempat ini hanya terpaut beberapa puluh kilometer saja dari Jakarta, tepatnya sebelah selatan Kota Tangerang, yang sudah biasanya diketahui bersama sebagai daerah yang padat dan sumpek khas Metropolitan.

Untuk menuju kesini ada tiga cara yang mungkin ditempuh. Dari Jalan Tol Soekarno-Hatta (Soetta), Jalan Daan Mogot, atau dari laut Jawa. Dari ketiga cara ini Tol Soetta merupakan jalur paling praktis. Saat keluar dari pintu belakang bandara, anda akan menemukan perempatan disana. Ambil arah kanan menuju Jalan Raya Teluk Naga. Nah.. dari sini anda mulai memasukki kawasan Tanjung Burung.



Foto : Mr. Jeffry Surianto


Alih-alih mendapati daerah yang sudah maju, di Tanjung Burung anda akan mendapati sebuah daerah yang masih jauh tertinggal dari hiruk-pikuk perkotaan. Disini jangan harap anda akan bertemu gedung-gedung perkantoran, pusat-pusat perbelanjaan, mal-mal, bahkan minimart sekalipun. Kegiatan bisnis (baca: perdagangan) seperti itu hanya diwakili oleh warung-warung kecil, maupun kegiatan sektor informal lain yang berciri pedesaan.

Namun demikian, justru disanalah keistimewaan Tanjung Burung. Pada musim bercocok tanam, anda akan mendapati hamparan sawah kuning yang luas disepanjang jalan yang menyusuri tempat ini. Sesekali anda akan mendapati pemandangan kali, serta empang besar yang “dihiasi” oleh beberapa warga setempat yang sedang menunggu ikan pancingannya.



Foto : Mr. Jeffry Surianto


Namun demikian, ada pula beberapa pelancong yangd atang kesini khusus untuk memancing. Menurut penuturan mereka, Tambak-tambak disini menyediakan beberapa jenis ikan seperti Bandeng dan kerapu. Yang kerap mereka manfaatkan untuk ‘pesta bakar ikan’ selepasnya memancing.

Saat berjalan di sore hari, sungai-sungai biasanya telah ramai dengan para ibu yang mencuci pakaian mereka. Sementara tak jauh dari mereka para bocah bermain air secara tak karuan sambil memekik-mekik kegirangan.



Foto : Mr. Jeffry Surianto


Dari sana bisa kita lihat bahwa mayoritas warga disini masih mengandalkan hidupnya dari alam. Polanya pun masih tergolong subsistem (mengusahakan alam untuk kepentingan sendiri/terbatas-red). Masing-masing rumah biasanya memelihara hewan-hewan ternak seperti ayam, bebek, hingga babi.

Ternak-ternak ini, pada siang harinya, hanya mereka lepas berkeliaran begitu saja. Oleh karena itu, ketika membawa kendaraan kita juga harus waspada terhadap hewan-hewan ternak ini yang kerap melintasi jalan secara mendadak. Terlebih jalan-jalan disini memiliki ukuran yang tak terlalu lebar. Hanya cukup untuk ukuran dua mobil.



Foto : Mr. Jeffry Surianto


Dengan semua pemandangan unik ini, Tanjung Burung merupakan tempat yang baik untuk dijadikan sebagai ‘lahapan mata kamera” anda. Setiap sudutnya kehidupan masyarakat yang unik, seperti digambarkan diatas, yang dipadu dengan suasana alam yang meliputi vegetasi darat, maupun air disini yang indah dan asri sangat sayang bagi anda untuk dilewatkan.

Menarik Bukan? Maka tunggu apa lagi? Lekas pacu kendaraan anda kesini untuk liburan akhir tahun ini.
0 Responses

Posting Komentar