HaRLi_CooL


The Master Season 3 akan memasuki babak final Jumat depan. Dua kandidat yang akan bertarung memperebutkan gelar The Master adalah Rizuki (The Princess of Magic) dan Bayu Gendeng (The Psycho Magician). Sesuai dengan "Analisa Prospek Kontestan The Master Season 3" yang dibuat oleh Wikumagic beberapa bulan yang lalu, Rizuki dan Bayu Gendeng termasuk 2 dari 3 kandidat berpotensi tertinggi untuk memenangkan kontes the Master 3. Bagaimanakah kira-kira pertarungan antara Rizuki dan Bayu Gendeng? Berikut profil sekilas kedua kandidat :

1. Rizuki


Rizuki adalah seorang magician wanita berusia 18 tahun yang telah mempelajari seni magic sejak berusia 8 tahun. Saat ini, ia dikenal sebagai magician yang ahli memainkan seni kecepatan tangan dan classic magic. Tak hanya itu, Rizuki mampu memainkan trik "Water Chamber" versi Harry Houdini dengan sangat luar biasa.

2. Bayu Gendeng

Sangat sedikit magician yang bisa membuat penonton tertawa karena aksinya di atas panggung. Bayu Gendeng adalah satu dari sedikit magician yang mampu melakukan hal tersebut. Ia mampu mengkombinasikan antara ilusi, extreme magic, mentalism, dan humor. Tagline-nya sangat unik : Welcome to Dunia Gendeng!

Dan berikut adalah analisa kemampuan Bayu Gendeng dan Rizuki


1. Karakter

Bayu Gendeng adalah sosok karakter yang sangat utuh, ditinjau dari kesatuan kostum, tata rias, dan tata musik. Karakternya yang sangat jenaka di atas panggung secara konsisten berhasil ia pertahankan dari awal hingga babak final. Banyak penonton yang sangat menyukai karakter Bayu Gendeng yang sangat unik ini.

Sementara itu, Rizuki juga memiliki kelebihan dalam hal karakter, terutama dalam hal gender. Sosoknya sebagai seorang wanita tentu mengundang banyak simpati dari berbagai kalangan, dan jelas, Rizuki lebih cantik daripada Bayu Gendeng. Namun, faktor gender inilah yang juga merugikan Rizuki karena ia sering dianggap hanya mengandalkan kecantikannya, bukan kemampuan sulap yang memukau. Selain itu usia Rizuki yang masih sangat muda akan sulit membuatnya disejajarkan dengan para Master (Joe Sandy, Deddy Corbuzier, dan Romy Rafael) yang jauh lebih senior, baik dalam segi usia maupun pengalaman.


2. Kemampuan Berkomunikasi

Bayu Gendeng mampu berkomunikasi dengan sangat baik. Suaranya keras, jelas, tegas, dan tidak terputus-putus. Selain itu, humor yang dibawakannya juga sangat lugas dan mampu membuat pemirsa masuk ke dalam "Dunia Gendeng". Hal ini sedikit lain dengan Rizuki, yang berkomunikasi dengan penonton melalui show-nya di atas panggung. Saya menilai, komunikasi non-verbal Rizuki jauh lebih baik dibandingkan komunikasi verbal-nya, dan jauh lebih efektif ia gunakan untuk mengimbangi kemampuan berkomunikasi Bayu Gendeng.


3. Tension

Maksudnya adalah seberapa jauh emosi penonton ikut terlibat dalam pertunjukan sulap. Meliputi klimaks permainan dan efek yang ditimbulkannya. Karena Rizuki banyak bermain dengan kecepatan tangan dan Classic Magic, ia pasti lebih mudah membuat penonton fokus, dari awal hingga akhir show-nya. Namun tingkat ketegangan dan keterlibatan emosi penonton dalam Classic Magic memang tidak terlalu tinggi. Rizuki harus mampu menampilkan suatu show dengan tensi tinggi di babak final, seperti ketika ia memainkan "Water Chamber", jika ingin mengungguli Bayu Gendeng.

Bagi Bayu Gendeng, hal ini tampaknya tidak menjadi masalah. Humor yang ia suguhkan mampu melebur dengan ketegangan dan sensasi pertunjukan di atas panggung. Penonton dibuat tertawa tebahak-bahak, tegang, tertawa lagi, ketakutan, dan masih banyak emosi dan sensasi yang muncul ketika menyaksikan show Bayu Gendeng.


4. Makna Pertunjukan

Sejauh ini, baik Bayu Gendeng dan Rizuki belum mampu menghasilkan suatu show yang bermakna sangat dalam seperti Joe Sandy atau Denny Darko. Makna pertunjukan Bayu Gendeng tenggelam di balik kejenakaan yang kadang terlalu dominan, sedangkan beberapa aksi non-bicara Rizuki di atas panggung bahkan masih kurang "berisi" dibandingkan dengan aksi-aksi bisu Limbad beberapa waktu yang lalu.


5. Attitude

Meliputi tingkah laku, kepribadian, dan sopan santun di atas panggung. Sangat erat kaitannya dengan kemampuan untuk merebut simpati dari para pemirsa. Kedua kandidat memiliki kelebihan dalam hal ini. Rizuki dengan ketangkasan, senyuman, dan kecantikannya; serta Bayu Gendeng dengan humor dan karakternya. Namun sedikit catatan perlu diperhatikan, banyak pecinta The Master yang kurang suka dengan aksi Rizuki saat ia seolah-olah 'menantang" Romedhal Aquino beberapa waktu yang lalu, serta saat secara terbuka Rizuki mencoba mengungguli Angelina Zhi, kandidat wanita the Master season 1 dalam duel 3 besar beberapa waktu lalu.


6. Keutuhan Performance

Kedua kandidat memiliki keunggulan di bidang ini. Namun Bayu Gendeng masih sedikit lebih unggul karena mampu membuat kita seolah-olah menyaksikan suatu pertunjukan sulap, lawak, dan thriller dalam satu panggung. Rizuki harus mampu menampilkan lebih dari sekadar "Eye Candy" jika ingin mengalahkan Bayu Gendeng.


7. The Magic

Keduanya memiliki aliran magic yang sangat berbeda, sangat sulit untuk diperbandingkan , dan sangat bergantung pada seleras penonton serta pengirim SMS. Namun banyak pihak yang menilai The Master Season 3 mengalami penurunan dalam hal kualitas magic yang ditampilkan, dibandingkan season-season sebelumnya. Semoga saja Bayu Gendeng dan Rizuki mampu membalikkan opini ini dan meningkatkan kualitas dunia magic Indonesia.

Jadi, siapakah yang akan menjadi The Next Master? Itu semua tergantung anda selaku penikmat dunia magic. Kirimkan SMS anda untuk mendukung Finalis The Master Season 3. Anda juga bisa mengikuti polling di Wikumagic untuk mengetahui gambaran pemenang The Master Season 3 versi pecinta magic Indonesia.
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar